Babak Baru Persaingan Jannik Sinner vs Carlos Alcaraz Usai Wimbledon 2025
2025-07-16 13:34:03 By Odegaard

mengukir sejarah dengan menjadi juara di arena Wimbledon 2025. Capaian itu menjadi babak baru persaingannya dengan Carlos Alcaraz di ajang tenis dunia. Sinner berhasil mematahkan lima kekalahan beruntun melawan Alcaraz di Centre Court pada Minggu, 13 Juli 2025.
Setelah pertandingan, Alcaraz bicara soal dinamika persaingan dengan Sinner. Menurut dia, kehadiran petenis asal Italia itu memotivasi dirinya untuk menjadi lebih baik. "Saya sangat, sangat senang bisa bersaing dengannya. Saya pikir ini bagus untuk kami dan bagus untuk tenis," kata dia dalam konferensi pers pascapertandingan
Setiap kali keduanya bertanding, Alcaraz merasa level permainannya sangat tinggi. “Sejujurnya, saya rasa kami tidak pernah menyaksikan level seperti ini. Saya tidak melihat ada pemain yang bertanding satu sama lain memiliki level seperti yang kami tunjukkan saat berhadapan,” ucap dia.
"Saya pikir rivalitas ini semakin membaik. Kami sedang membangun persaingan yang sangat hebat karena kami akan bermain di final Grand Slam, final Masters – turnamen terbaik di dunia. Ini akan semakin baik," ujar petenis berusia 22 tahun itu.
Alcaraz, pemilik dua gelar Wimbledon, sangat bersyukur dengan adanya rivalitas dengan Sinner. “Itu memberi saya kesempatan untuk memberikan 100 persen kemampuan saya di setiap latihan, setiap hari, untuk menjadi lebih baik. Level yang harus saya pertahankan dan tingkatkan jika saya ingin mengalahkan Jannik sangat tinggi,” kata dia.
Menjelang 2026, alur cerita utama akan tertuju pada perebutan gelar Grand Slam mereka. Sinner hanya membutuhkan satu gelar Roland Garros untuk melengkapi koleksi gelar mayornya, sementara Carlos Alcaraz hanya butuh satu trofi Australian Open.
Bulan lalu, Alcaraz berhasil mengalahkan Sinner dalam laga lima set yang menegangkan selama lima jam 29 menit di final Roland Garros. Hanya lima pekan kemudian, di turnamen major berikutnya, Sinner membalikkan keadaan dan mengalahkan petenis nomor dua dunia tersebut, sehingga hanya terpaut satu gelar major dari petenis Spanyol itu (4-5).
Alcaraz tidak terkejut dengan cara Sinner merespons kekalahannya di Prancis Terbuka. Meski begitu, ia sadar betul lawannya menghadapi tantangan mental akibat kekalahan telaknya di Roland Garros. "Dia sama sekali tidak mengejutkan saya karena saya tahu dia pemain yang sangat bagus dan seorang juara sejati. Para juara belajar dari kekalahan," kata Alcaraz yang unggul 8-5 atas Sinner dalam head-to-head mereka.
"Saya tahu sejak awal bahwa dia akan belajar dari final itu, tidak akan membuat kesalahan yang sama seperti yang mereka lakukan di final Roland Garros. Cara dia bermain hari ini, sangat, sangat tinggi. Saya tidak terkejut sama sekali. Saya tahu dia akan bermain seperti ini,” ucap Alcaraz lagi.
Alcaraz belum pernah kalah di final Grand Slam sebelumnya, tetapi dia tidak asing dengan kekalahan. Di Olimpiade Paris 2024, dia kalah dari Novak Djokovic dalam pertandingan perebutan medali emas dan tampak emosional setelah kegagalan tersebut. Namun, pandangannya setelah kekalahan di Wimbledon dari Sinner tampak lebih positif. "Tahun lalu di Olimpiade, emosi saya benar-benar buruk setelah pertandingan itu. Sungguh, sangat sulit bagi saya untuk menerima momen itu. Saat ini, saya rasa setahun terakhir ini saya telah melalui berbagai situasi yang saya pelajari dari itu," kata Alcaraz.
"Saat ini, saya berada dalam posisi menerima semua yang datang kepada saya apa adanya. Saya baru saja kalah di final Grand Slam, tapi saya sangat bangga bisa mencapai final. Jadi saat ini, saya tidak merasa buruk sama sekali. Saya hanya bahagia. Saya tersenyum karena dalam pikiran saya, rasanya seperti bermain di final dan saya bersyukur untuk itu," ujar peraih lima gelar Grand Slam itu.
Alcaraz meninggalkan London dengan catatan menang/kalah 48-6 musim ini, sementara ia tertinggal 3.430 poin dari petenis nomor satu dunia Sinner, dalam Peringkat ATP.
Sedang Tayang


🔥 Populer











